Langsung ke konten utama

bagaimana hukum memegang alquran terjemahan...?


Terjemahan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang memperjelas kandungan makna dalam Al-Qur’an, akan tetapi hanya sebatas mengartikan kata yang terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai tafsir. Oleh sebab itu, maka orang yang memegang terjemahan wajib dalam keadaan suci ketika memegang atau membawa Al-Qur’an terjemahan. Hukum ini ditegaskan dalam kitab Nihayah az-Zain:
 أما ترجمة المصحف المكتوبة تحت سطوره فلا تعطي حكم التفسير بل تبقى للمصحف حرمة مسه وحمله كما أفتى به السيد أحمد دحلان
 “Adapun terjemahan mushaf Al-Qur’an yang ditulis dibawah kertas dari mushaf maka tidak dihukumi sebagai tafsir, akan tetapi tetap berstatus sebagai mushaf yang haram memegang dan membawanya (dalam keadaan hadats), hukum ini seperti halnya yang difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan.” 
(Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain juz. 1, Hal. 33)
 Demikian penjelasan tentang materi ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa status Al-Qur’an terjemahan tetap dihukumi sebagai Al-Qur’an yang wajib membawa dan memegangnya dalam keadaan suci. 
Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA HUKUM MAKAN KEPITING...?

📗 كتاب عيش البحر 📗 في بيان الحيوان الذي لا يعيش الا في البحر والذي يعيش في البر والبحر ⁦✍️⁩ للشيخ محمد أنوار البتاعي الإندونيسي رحمه الله تعالى https://drive.google.com/file/d/1b6Y6XPNNaBlzl0I3z18rsScylIoj5Xrd/view?usp=drivesdk Fikih Kuliner: Aisyul Bahri, Kitab Ulama Batang yang Hilang Penulis: Zaim Ahya Senin, 24 Desember 2018 Kitab Aisyul Bahri karya Kiai Anwar Batang ini menjelaskan tentang hewan-hewan yang hanya hidup di laut (air), dan hewan yang hidup di laut dan darat, beserta status hukum mengonsumsinya. Kitab ini pertama kali penulis dengar dari Kiai Dimyati Rois Kaliwungu. Kiai yang juga petani sekaligus politisi ini, dalam beberapa kali ceramahnya, mengisahkan, bahwa Kiai Anwar Batang itu satu masa dengan Kiai Nawawi Banten dan Kiai Kholil Bangkalan. Bahkan, menurut Abah Dem (panggilan santri dan masyarakat kepada beliau) pernah terjadi pertemuan para ulama di rumah Kiai Anwar Batang di Alas Roban, yang dihadiri oleh Kiai Nawawi Banten beserta ulama Banten, Kiai Kho...

HIKMAH DALAM MEMILIH TEMAN

PERHATIKAN GAYA PERGAULAN..!!  Siapa saja yang SERING DUDUK (BERKUMPUL) bersama 8 kelompok manusia, maka Allah akan memberinya 8 perkara :  ١. من جلس مع الأغنياء زاده الله حب الدنيا والرغبة فيها. . 1. Barangsiapa yang sering duduk bersama orang-orang kaya,, Allah akan menambahkan kepadanya cinta dunia & semangat untuk mendapatkan dunia..  ٢. ومن جلس مع الفقراء زاده الله الشكر والرضا بقسمة الله تعالى..  2. Barangsiapa yang sering duduk bersama orang-orang miskin,, Allah akan menambahkan kepadanya perasaan syukur & ridha atas pembagian Allah..  ٣. ومن جلس مع السلطان زاده الله الكبر وقساوة القلب..  3. Barangsiapa yang sering duduk dengan para pemimpin/raja (Pejabat),, Allah akan menambahkan kepadanya perasaan sombong & keras hati..*  ٤. ومن جلس مع النساء زاده الله الجهل والشهوة..  4. Barangsiapa yang sering duduk dengan perempuan,, Allah akan menambahkan kepadanya kebodohan & syahwat..  ٥. ومن جلس مع الصبيان ...

Alquran merupakan pedoman dalam kehidupan

Alquran merupakan pedoman dalam kehidupan Disunatkan menangis ketika membaca alquran, dan berusaha untuk menangis terhadap yang tidak mampu, dan membaca dalam keadaan gundah dan khusyu'. Imam nawawi dalam syarah muhazzab mengatakan " Adapun cara agar dapat menangis pada saat membaca Al-Qur’an adalah dengan cara menghadirkan kesedihan didalam hati dengan membayangkan peringatan serta ancaman-ancaman yang keras untuk kemudian merenungi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat akibat keteledorannya dan apabila cara tersebut tidak mampu membuatnya menangis, maka menangislah atas kegagalan tersebut karena sesungguhnya hal itu adalah musibah yang besar.  Wallahu a’lam bis shawab.  referensi يُسْتَحَبُّ الْبُكَاءُ عِنْدَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَالتَّبَاكِي لِمَنْ لَا يَقْدِرُ عَلَيْهِ وَالْحُزْنُ وَالْخُشُوعُ قَالَ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ: وَطَرِيقُهُ فِي تَحْصِيلِ الْبُكَاءِ أَنْ يَتَأَمَّلَ مَا يَقْرَأُ مِنَ التَّهْدِيدِ وَالْوَعِيدِ الشَّدِيدِ وَالْمَوَاثِيقِ وَالْعُهُودِ...