Langsung ke konten utama

Tanamkanlah dirimu pada bumi khumul

 Syekh Ibnu Ataillah Assakandari berkata dalam kitab Hikamnya : 

 اِدْفن وُجُودَك فى ارضِ الخُمول. فما نبتَ مِمَّالم يُدفن لايتِمُّ نِتاجهُ


 Artinya : _Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab tiap sesuatu yang tumbuh / muncul namun tidak ditanam, maka tidak sempurna hasil buahnya.

_ Wahai kaum muslimin, mari kita mantapkan kualitas kita, jangan utamakan popularitas, sesungguhnya popularitas tanpa ditopang oleh kualitas dan kapasitas yang maksimal maka popularitas itu tidak ada arti, bahkan akan membawa kekecewaan bagi orang banyak. Kamu seorang penuntut ilmu, mantapkan dulu kualitas keilmuanmu, jangan gila keterkenalan sejak sekarang, kamu ingin jadi seorang dokter maka mantap kan dulu kemampuan mu, jangan ingin dikenal ditiap daerah tetapi kualitas mu buruk, kamu ingin jadi pemimpin, mantapkan dulu kualitas mu, jangan andalkan tim pencitraan agar kamu dikenal ramai orang, tetapi kapasitas kepemimpinan mu tidak ada, akhirnya bukan kebahagiaan yang didapatkan orang banyak tetapi kekecewaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA HUKUM MAKAN KEPITING...?

📗 كتاب عيش البحر 📗 في بيان الحيوان الذي لا يعيش الا في البحر والذي يعيش في البر والبحر ⁦✍️⁩ للشيخ محمد أنوار البتاعي الإندونيسي رحمه الله تعالى https://drive.google.com/file/d/1b6Y6XPNNaBlzl0I3z18rsScylIoj5Xrd/view?usp=drivesdk Fikih Kuliner: Aisyul Bahri, Kitab Ulama Batang yang Hilang Penulis: Zaim Ahya Senin, 24 Desember 2018 Kitab Aisyul Bahri karya Kiai Anwar Batang ini menjelaskan tentang hewan-hewan yang hanya hidup di laut (air), dan hewan yang hidup di laut dan darat, beserta status hukum mengonsumsinya. Kitab ini pertama kali penulis dengar dari Kiai Dimyati Rois Kaliwungu. Kiai yang juga petani sekaligus politisi ini, dalam beberapa kali ceramahnya, mengisahkan, bahwa Kiai Anwar Batang itu satu masa dengan Kiai Nawawi Banten dan Kiai Kholil Bangkalan. Bahkan, menurut Abah Dem (panggilan santri dan masyarakat kepada beliau) pernah terjadi pertemuan para ulama di rumah Kiai Anwar Batang di Alas Roban, yang dihadiri oleh Kiai Nawawi Banten beserta ulama Banten, Kiai Kho...

CINTA SEJATI

*RENUNGAN QALBU UNTUK PASANGAN YG SHOLEH DAN SHOLEHAH*  الرجُل ورقـة كُتب عليها  [ أرجو الاهتمـام ] المرأة ورقة كُتـب عليها [ أرجو الاحتـــرام ] فأهتمــي بزوجـــك يحترمك.. وأحترمْ زوجتك تهـتم بــك  الحب هو ان تعيش حياة محبوبك بفكرك و قلبك و شعورك كما يعيشها هو الحب ان يرى المحبان الحياة كلاهما بعين محبوبه  *Laki-laki bagaikan kertas yang diatasnya tertulis " mohon perhatian"*  *sedangkan perempuan bagaikan kertas yang di atasnya tertulis "mohon hargai".*  *Wahai istri; perhatikanlah suamimu maka iapun akan menghargaimu..*  *wahai suami; hargai istrimu maka ia akan memberikan perhatian padamu*  INGATLAH BAHWA... *Cinta itu adalah engkau dapat merasakan kehidupan orang yang engkau cintai dengan segenap pikiran, hati dan perasaanmu. * SESUNGGUHNYA *Cinta adalah tatkala dua orang yang saling mencintai memandang dunia dan mereka saling membantu satu sama lain. keude gerebak jum'at 16 sya'ban 1441 H

bagaimana hukum memegang alquran terjemahan...?

Terjemahan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang memperjelas kandungan makna dalam Al-Qur’an, akan tetapi hanya sebatas mengartikan kata yang terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai tafsir. Oleh sebab itu, maka orang yang memegang terjemahan wajib dalam keadaan suci ketika memegang atau membawa Al-Qur’an terjemahan. Hukum ini ditegaskan dalam kitab Nihayah az-Zain:  أما ترجمة المصحف المكتوبة تحت سطوره فلا تعطي حكم التفسير بل تبقى للمصحف حرمة مسه وحمله كما أفتى به السيد أحمد دحلان  “Adapun terjemahan mushaf Al-Qur’an yang ditulis dibawah kertas dari mushaf maka tidak dihukumi sebagai tafsir, akan tetapi tetap berstatus sebagai mushaf yang haram memegang dan membawanya (dalam keadaan hadats), hukum ini seperti halnya yang difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan.”  (Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain juz. 1, Hal. 33)  Demikian penjelasan tentang materi ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa status Al-Qur’an terjemahan tetap dihukumi ...