Langsung ke konten utama

Bermamfa'atkah Membaca Alqur-an Bagi Orang Meninggal?

NISBAH FAHALA MEMBACA ALQUR-AN BAGI ORANG MEMBACA (QARI) DAN BAGI MANYIT


Membaca alquran bermamfaat bagi manyit jika terpenuhi salah satu dibawah ini:

1.jika meniatkan fahala bacaan alquran untuk manyit.

2.berdoa setelah membaca alquran untuk menghasilkan fahala bagi manyit.

3.membaca alquran disisi kubur hasil misil fahala bagi simanyit.


Dan orang yang membacakan alquran disisi kubur juga mendapatkan fahala.


Namun Jika ada hal yang bisa menghilangkan fahala bagi orang membacakan alquran seperti membaca alquran dengan mengharap mata benda dunia seperti membaca alquran dengan mendapat upah/ongkos maka tidak gugur misil fahala bagi simanyit.


Jika disewakan orang untuk membaca alquran namun tidak terpenuhi salah satu dibawah ini:

1.orang yg membacanya tidak meniatkan fahala untuk manyit

2.tidak berdoa (menghadiahkan fahala) setelah membaca alquran untuk manyit.

3.tidak membaca disisi kuburnya.


Maka yg demikian tidak terpenuhi kewajiban ijarah(sewa)



الْحَاصِلُ أَنَّهُ إذَا نَوَى ثَوَابَ قِرَاءَةٍ لَهُ أَوْ دُعَاءٍ عَقِبَهَا بِحُصُولِ ثَوَابِهَا لَهُ أَوْ قَرَأَ عِنْدَ قَبْرِهِ حَصَلَ لَهُ مِثْلُ ثَوَابِ قِرَاءَتِهِ وَحَصَلَ لِلْقَارِئِ أَيْضًا الثَّوَابُ، فَلَوْ سَقَطَ ثَوَابُ الْقَارِئِ لِمُسْقِطٍ كَأَنْ غَلَبَ الْبَاعِثُ الدُّنْيَوِيُّ كَقِرَاءَتِهِ بِأُجْرَةٍ فَيَنْبَغِي أَنْ لَا يَسْقُطَ مِثْلُهُ بِالنِّسْبَةِ لِلْمَيِّتِ وَلَوْ اُسْتُؤْجِرَ لِلْقِرَاءَةِ لِلْمَيِّتِ وَلَمْ يَنْوِهِ بِهَا وَلَا دَعَا لَهُ بَعْدَهَا وَلَا قَرَأَ عِنْدَ قَبْرِهِ

لَمْ يَبْرَأَ مِنْ وَاجِبِ الْإِجَارَةِ وَهَلْ تَكْفِي نِيَّةُ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِهَا وَإِنْ تَخَلَّلَ فِيهَا سُكُوتٌ يَنْبَغِي؟ نَعَمْ إذَا عَدَّ مَا بَعْدَ الْأَوَّلِ مِنْ تَوَابِعَهُ م ر اهـ سم عَلَى حَجّ

(حاشية الشبراملسي ج ٦ ص ٩٣)


فَرْعٌ: ثَوَابُ الْقِرَاءَةِ لِلْقَارِئِ، وَيَحْصُلُ مِثْلُهُ أَيْضًا لِلْمَيِّتِ، لَكِنْ إنْ كَانَتْ بِحَضْرَتِهِ أَوْ بِنِيَّتِهِ أَوْ يَجْعَلُ مِثْلَ ثَوَابِهَا لَهُ بَعْدَ فَرَاغِهَا عَلَى الْمُعْتَمَدِ فِي ذَلِكَ، وَقَوْلُ الدَّاعِي: اجْعَلْ ثَوَابَ ذَلِكَ لِفُلَانٍ عَلَى مَعْنَى الْمِثْلِيَّةِ

(حاشية القليوبي ج٣ ص ١٧٦)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAGAIMANA HUKUM MAKAN KEPITING...?

📗 كتاب عيش البحر 📗 في بيان الحيوان الذي لا يعيش الا في البحر والذي يعيش في البر والبحر ⁦✍️⁩ للشيخ محمد أنوار البتاعي الإندونيسي رحمه الله تعالى https://drive.google.com/file/d/1b6Y6XPNNaBlzl0I3z18rsScylIoj5Xrd/view?usp=drivesdk Fikih Kuliner: Aisyul Bahri, Kitab Ulama Batang yang Hilang Penulis: Zaim Ahya Senin, 24 Desember 2018 Kitab Aisyul Bahri karya Kiai Anwar Batang ini menjelaskan tentang hewan-hewan yang hanya hidup di laut (air), dan hewan yang hidup di laut dan darat, beserta status hukum mengonsumsinya. Kitab ini pertama kali penulis dengar dari Kiai Dimyati Rois Kaliwungu. Kiai yang juga petani sekaligus politisi ini, dalam beberapa kali ceramahnya, mengisahkan, bahwa Kiai Anwar Batang itu satu masa dengan Kiai Nawawi Banten dan Kiai Kholil Bangkalan. Bahkan, menurut Abah Dem (panggilan santri dan masyarakat kepada beliau) pernah terjadi pertemuan para ulama di rumah Kiai Anwar Batang di Alas Roban, yang dihadiri oleh Kiai Nawawi Banten beserta ulama Banten, Kiai Kho...

bagaimana hukum memegang alquran terjemahan...?

Terjemahan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang memperjelas kandungan makna dalam Al-Qur’an, akan tetapi hanya sebatas mengartikan kata yang terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai tafsir. Oleh sebab itu, maka orang yang memegang terjemahan wajib dalam keadaan suci ketika memegang atau membawa Al-Qur’an terjemahan. Hukum ini ditegaskan dalam kitab Nihayah az-Zain:  أما ترجمة المصحف المكتوبة تحت سطوره فلا تعطي حكم التفسير بل تبقى للمصحف حرمة مسه وحمله كما أفتى به السيد أحمد دحلان  “Adapun terjemahan mushaf Al-Qur’an yang ditulis dibawah kertas dari mushaf maka tidak dihukumi sebagai tafsir, akan tetapi tetap berstatus sebagai mushaf yang haram memegang dan membawanya (dalam keadaan hadats), hukum ini seperti halnya yang difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan.”  (Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain juz. 1, Hal. 33)  Demikian penjelasan tentang materi ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa status Al-Qur’an terjemahan tetap dihukumi ...

Andai saja

ANDAI SAJA...  Andai saja, kita menengok al-Qur'an, sama seperti halnya kita menengok handphone kita, maka kita pasti telah mengkhatamkan al-Qur'an dalam beberapa hari saja....! Andai saja, kita bersungguh menjaga shalat; sama seperti halnya kita bersungguh mengisi baterai HP kita, niscaya para malaikat akan menyalami kita di jalan-jalan yang kita lalui....!  Andai saja, ada Wifi di masjid-masjid kita, pasti masjid akan dipenuhi jamaah...!  Andai saja, kita bersedekah sejumlah kuota bulanan kita, niscaya akan terberatkanlah timbangan amal kita, akan tersembuhkan sakit-sakit kita, dan akan terurailah kegelisahan jiwa ini....!  Andai saja, kita mencari dan memperhatikan kerabat dan tetangga kita, sama seperti halnya kita memperhatikan anggota-anggota grup kita, niscaya rahmat Allah akan meliputi kehidupan kita....!  Sedikit renungan, karena aku adalah satu di antara hamba yang pelalai dan pelupa itu...!!! Barokallahu fii’kum