Bagian 1
Anjuran mempelajari ilmu faraedh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«يَا أَبَا هُرَيْرَةَ تَعَلَّمُوا الْفَرَائِضَ وَعَلِّمُوهَا، فَإِنَّهُ نِصْفُ الْعِلْمِ وَهُوَ يُنْسَى، وَهُوَ أَوَّلُ شَيْءٍ يُنْزَعُ مِنْ أُمَّتِي»
(رواه ابن ماجه ٢٧١٩)
Rasulullah berkata kepada Abu Hurairah
"Wahai Aba Hurairah Pelajarilah Ilmu Faraedh dan ajarkanlah karena ia merupakan setengah ilmu dan ia ilmu yang dilupakan dan ilmu yang awal dicabut dari umatku..!
Dikatakan "setengah ilmu" karena ia berhubungan dengan mati yang merupakan kebalikan dari hidup.
( mahalli 3 hal 135/tuhfatul muhtaj 6 hal 382)
Dan ada juga yang mengartikan nisfu dengan صنف yang artinya bagian.
(Tuhfatul muhtaj 6 hal 382)
قَوْلُهُ: وَأَنَّهُ يُنْسَى) أَيْ أَنَّهُ أَكْثَرُ نِسْيَانًا مِنْ غَيْرِهِ، أَوْ أَنَّهُ يُنْسَى بِحَيْثُ لَا يَصِيرُ لِأَحَدٍ بِهِ شُعُورٌ، بِخِلَافِ غَيْرِهِ فَإِنَّهُ لَا يَصِلُ فِي النِّسْيَانِ إلَى هَذَا الْحَدِّ
Makna "ilmu yang dilupakan" yaitu terlebih banyak lupa dibandingkan ilmu yang lain atau memang tiada seorangpun mengingatnya berbeda dengan ilmu yang lain yang tidak sampai lupa seperti ini
(Hasyiah syibra milsi 6 hal 4)
«تَعَلَّمُوا الْفَرَائِضَ وَعَلِّمُوهُ أَيْ عِلْمَ الْفَرَائِضِ: النَّاسَ فَإِنِّي امْرُؤٌ مَقْبُوضٌ، وَإِنَّ هَذَا الْعِلْمَ سَيُقْبَضُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ حَتَّى يَخْتَلِفَ اثْنَانِ فِي الْفَرِيضَةِ فَلَا يَجِدَانِ مَنْ يَقْضِي فِيهَا»
Pelajarilah ilmu faraedh dan ajarkanlah manusia karena aku adalah manusia yang kembali kepada Allah dan sesungguh ilmu faraedh bakal dicabut dan dhahirlah fitnah sehingga dua orang saling berselisih pada faraedh dan tidak ada orang yang memutuskan padanya.
(Hasyiah bujairimi alal khatib 3 hal 307)
وَقَالَ عُمَرُ - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ -: إذَا تَحَدَّثْتُمْ فَتَحَدَّثُوا فِي الْفَرَائِضِ وَإِذَا لَهَوْتُمْ فَالْهُوا فِي الرَّمْيِ
Saidina Umar berkata
"Jika engkau berbicara bicaralah tentang faraedh jika engkau bermain mainlah pada melempar.
(Mughni muhtaj 4 hal 6)
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar