Langsung ke konten utama

SIAPA SAJA YANG TERMASUK DALAM ZAWIL ARHAM DAN CARA MENDAPAT WARISAN

 


Bagian 4

Jika tidak ada ahli waris atau yang ada cuma sebagian saja maka harta peninggalan (tirkah) diberikan bagi baitil mal jika memang baitul mal teratur (ada imam adil) 

Jika tidak teratur maka dikembalikan ke ahli waris selain suami istri.

Jika tidak ada ahli waris maka diberikan ke zawil arham..

Siapa saja zawil arham...?

Dan bagaimana cara mereka mendapatkan warisan?


_________


Zawil arham 11 senef

1. Kakek atau nenek yang gugur keduanya ( ayah ibu, ibu ayah ibu )


2. Cucu dari anak perempuan


3. Anak-anak perempuan dari saudara laki-laki sekandung atau seayah atau seibu.


4. Anak-anak dari saudari perempuan sekandung atau seayah atau seibu.


5. Anak-anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu.

6. Paman seibu ( saudara laki ayah yang seibu dengan ayah)

7. Anak-anak perempuan paman-paman (sekandung,seayah,seibu)

8. Bibi ( saudari ayah )

9. Paman ( saudara ibu )

10. Bibi ( saudari ibu )

11. Yang bertalian dengan mereka diatas.

Cara mereka mendapat warisan ada 2 mazhab:

1. Mazhab ahli tanzil ( asah )

Yaitu menempatkan mereka (zawil arham) pada tempat orang yang bertalian dengan manyit.

2. Mazhab ahli karabat

Yaitu mendahulukan yang lebih dekat dengan simanyit.


Maka jika zawil arham yang ada 

-cucu perempuan dari anak perempuan (بنت بنت)

-anak perempuan dari cucu perempuan (بنت بنت ابن)


Maka mazhab pertama (ahli tanzil) harta 3/4 untuk بنت بنت kerena dipertempat pada tempat بنت  

1/4 bagi بنت بنت ابن

Karena dipertempatkan pada tempat

 بنت ابن


Sedangkan berdasarkan mazhab ahli karabat

Maka harta diberikan kepada بنت بنت

Karena dia lebih dekat kepada simanyit.


Referensi

(فَلَوْ لَمْ يَسْتَغْرِقُوا) أَيْ الْوَرَثَةُ مِنْ الصِّنْفَيْنِ التَّرِكَةَ (صُرِفَتْ كُلُّهَا) إنْ فُقِدُوا كُلُّهُمْ (أَوْ بَاقِيهَا) إنْ وُجِدَ بَعْضُهُمْ وَهُوَ ذُو فَرْضٍ (لِبَيْتِ الْمَالِ) إرْثًا (إنْ انْتَظَمَ) أَمْرُهُ بِأَنْ يَكُونَ الْإِمَامُ عَادِلًا (وَإِلَّا) أَيْ وَإِنْ لَمْ يَنْتَظِمْ (رُدَّ مَا فَضَلَ) عَنْ الْوَرَثَةِ عَلَى ذَوِي فُرُوضِ غَيْرِ زَوْجَيْنِ (بِنِسْبَتِهَا) أَيْ فُرُوضِ مَنْ يُرَدُّ عَلَيْهِ فَفِي بِنْتٍ وَأُمٍّ يَبْقَى بَعْدَ إخْرَاجِ فَرْضَيْهِمَا سَهْمَانِ مِنْ سِتَّةٍ لِلْأُمِّ رُبْعُهُمَا نِصْفُ سَهْمٍ فَتَصِحُّ الْمَسْأَلَةُ مِنْ اثْنَيْ عَشَرَ إنْ اُعْتُبِرَ مَخْرَجُ النِّصْفِ، وَمِنْ أَرْبَعَةٍ وَعِشْرِينَ إنْ اُعْتُبِرَ مَخْرَجُ الرُّبُعِ وَهُوَ الْمُوَافِقُ لِلْقَاعِدَةِ وَتَرْجِعُ بِالِاخْتِصَارِ عَلَى التَّقْدِيرَيْنِ إلَى أَرْبَعَةٍ لِلْبِنْتِ ثَلَاثَةٌ وَلِلْأُمِّ وَاحِدٌ وَفِي بِنْتٍ وَأُمٍّ وَزَوْجٍ يَبْقَى بَعْدَ إخْرَاجِ فُرُوضِهِمْ سَهْمٌ مِنْ اثْنَيْ عَشَرَ ثَلَاثَةُ أَرْبَاعِهِ لِلْبِنْتِ وَرُبُعُهُ لِلْأُمِّ فَتَصِحُّ الْمَسْأَلَةُ مِنْ ثَمَانِيَةٍ وَأَرْبَعِينَ وَتَرْجِعُ بِالِاخْتِصَارِ إلَى سِتَّةَ عَشَرَ لِلزَّوْجِ أَرْبَعَةٌ وَلِلْبِنْتِ تِسْعَةٌ وَلِلْأُمِّ ثَلَاثَةٌ وَفِي أُمٍّ وَبِنْتٍ وَزَوْجَةٍ يَبْقَى بَعْدَ إخْرَاجِ فُرُوضِهِنَّ خَمْسَةٌ مِنْ أَرْبَعَةٍ وَعِشْرِينَ لِلْأُمِّ رُبُعُهَا سَهْمٌ وَرُبُعٌ فَتَصِحُّ الْمَسْأَلَةُ مِنْ سِتَّةٍ وَتِسْعِينَ وَتَرْجِعُ بِالِاخْتِصَارِ إلَى اثْنَيْنِ وَثَلَاثِينَ لِلزَّوْجَةِ أَرْبَعَةٌ وَلِلْبِنْتِ أَحَدٌ وَعِشْرُونَ وَلِلْأُمِّ سَبْعَةٌ وَلَوْ كَانَ ذُو الْفَرْضِ وَاحِدًا كَبِنْتٍ رُدَّ عَلَيْهَا الْبَاقِي أَوْ جَمَاعَةً مِنْ صِنْفٍ وَاحِدٍ كَبَنَاتٍ فَالْبَاقِي بَيْنَهُنَّ بِالسَّوِيَّةِ. وَالرَّدُّ ضِدُّ الْعَوْلِ الْآتِي؛ لِأَنَّهُ زِيَادَةٌ فِي قَدْرِ السِّهَامِ وَنَقْصٌ مِنْ عَدَدِهَا. وَالْعَوْلُ نَقْصٌ مِنْ قَدْرِهَا وَزِيَادَةٌ فِي عَدَدِهَا.


(ثُمَّ) إنْ لَمْ يُوجَدْ أَحَدٌ مِنْ ذَوِي الْفُرُوضِ الَّذِينَ يُرَدُّ عَلَيْهِمْ وَرِثَ (ذَوُو أَرْحَامٍ)

 وَهُمْ بَقِيَّةُ الْأَقَارِبِ

 (وَهُمْ) أَحَدَ عَشَرَ صِنْفًا (جَدٌّ وَجَدَّةٌ سَاقِطَانِ) كَأَبِي أُمٍّ وَأُمِّ أَبِي أُمٍّ وَإِنْ عَلَيَا وَهَذَانِ صِنْفٌ (وَأَوْلَادُ بَنَاتٍ) لِصُلْبٍ أَوْ لِابْنٍ مِنْ ذُكُورٍ وَإِنَاثٍ (وَبَنَاتُ إخْوَةٍ) لِأَبَوَيْنِ أَوْ لِأَبٍ أَوْ لِأُمٍّ (وَأَوْلَادُ أَخَوَاتٍ) كَذَلِكَ (وَبَنُو إخْوَةٍ لِأُمٍّ وَعَمٌّ لِأُمٍّ) أَيْ أَخُو الْأَبِ لِأُمِّهِ (وَبَنَاتُ أَعْمَامٍ) لِأَبَوَيْنِ أَوْ لِأَبٍ أَوْ لِأُمٍّ (وَعَمَّاتٌ) بِالرَّفْعِ (وَأَخْوَالٌ وَخَالَاتٌ وَمُدْلَوْنَ بِهِمْ) أَيْ بِمَا عَدَا الْأَوَّلَ إذْ لَمْ يَبْقَ فِي الْأَوَّلِ مَنْ يُدْلَى بِهِ وَمَنْ انْفَرَدَ مِنْهُمْ حَازَ جَمِيعَ الْمَالِ ذَكَرًا كَانَ أَوْ أُنْثَى وَفِي كَيْفِيَّةِ تَوْرِيثِهِمْ مَذْهَبَانِ أَحَدُهُمَا وَهُوَ الْأَصَحُّ مَذْهَبُ أَهْلِ التَّنْزِيلِ وَهُوَ أَنْ يُنَزَّلَ كُلٌّ مِنْهُمْ مَنْزِلَةَ مَنْ يُدْلِي بِهِ وَالثَّانِي مَذْهَبُ أَهْلِ الْقَرَابَةِ وَهُوَ تَقْدِيمُ الْأَقْرَبِ مِنْهُمْ إلَى الْمَيِّتِ، فَفِي بِنْتِ بِنْتٍ وَبِنْتِ بِنْتِ ابْنٍ الْمَالُ عَلَى الْأَوَّلِ بَيْنَهُمَا أَرْبَاعًا وَعَلَى الثَّانِي لِبِنْتِ الْبِنْتِ لِقُرْبِهَا إلَى الْمَيِّتِ،


(Fathul wahab/hasyiah bujairimi 3 hal 250)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN FARAIDH KEPADA ABU PAYA PASI OLEH PEREMPUAN BERNIQAB

Pertanyaan perempuan berniqab pada Abu Paya Pasi hari kamis 20.juli.2023 Seorang Manyit meninggalkan 2 istri 5 anak perempuan 1 Saudara perempuan kandung 1 Saudara laki-laki seayah 1. Apakah saudara laki-laki sebapak terhijab...? 2. Bagaimana faraidnya? Lalu Abu memanggil Tgk Adi untuk buka matan kitabnya.... (Hari itu pertepatan hari pengajian alumni) __ __ Jawaban 1. Saudara laki-laki sebapak terhijab dengan saudara perempuan seibu sebapak dengan sebab ada anak perempuan karena saudara perempuan kandung menjadi 'asabah ma'al ghairi bersama anak perempuan sehingga dia dapat menghijab orang-orang yang dihijab oleh saudara laki-laki seibu sebapaknya... (وَالْأَخُ لِأَبَوَيْنِ يَحْجُبُهُ الْأَبُ وَالِابْنُ وَابْنُ الِابْنِ) وَإِنْ سَفَلَ إجْمَاعًا (وَلْأَب يَحْجُبُهُ هَؤُلَاءِ وَأَخٌ لِأَبَوَيْنِ) لِأَنَّهُ أَقْوَى مِنْهُ قَوْلُهُ: (وَلْأَب يَحْجُبُهُ) أَيْ حَجْبًا مُطْلَقًا فَلَا يَرِدُ أَنَّهُ يَحْجُبُهُ أَيْضًا أُخْتٌ لِأَبَوَيْنِ مَعَ بِنْتٍ أَوْ بِنْتِ ابْنٍ لِأَنَّهُ حُجِبَ...

KENAPA LEBIH BANYAK ANAK MENDAPAT WARISAN DIBANDINGKAN ORANG TUA?

Bagian 3  Harta peninggalan simanyit kenapa lebih banyak diberikan ke anaknya berbandingkan orang tuanya, Padahal hak orang tua lebih besar berbandingkan hak anak..? Dalilnya Allah dalam firmannya menyertai menta'atiNya dengan menta'ati kedua orang tua. { ۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا } Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. ( Q.S Al-Isra' Ayat 23 ) ___________ Mengenai pertanyaan diatas Imam Fakhrur Razi menjawab "Hikmahnya pada ke...

Kenapa Perlu Mempelajari Ilmu Faraidh...?

 Bagian 1 Anjuran mempelajari ilmu faraedh عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  «يَا أَبَا هُرَيْرَةَ تَعَلَّمُوا الْفَرَائِضَ وَعَلِّمُوهَا، فَإِنَّهُ نِصْفُ الْعِلْمِ وَهُوَ يُنْسَى، وَهُوَ أَوَّلُ شَيْءٍ يُنْزَعُ مِنْ أُمَّتِي» (رواه ابن ماجه ٢٧١٩) Rasulullah berkata kepada Abu Hurairah "Wahai Aba Hurairah Pelajarilah Ilmu Faraedh dan ajarkanlah karena ia merupakan setengah ilmu dan ia ilmu yang dilupakan dan ilmu yang awal dicabut dari umatku..! Dikatakan "setengah ilmu" karena ia berhubungan dengan mati yang merupakan kebalikan dari hidup. ( mahalli 3 hal 135/tuhfatul muhtaj 6 hal 382) Dan ada juga yang mengartikan nisfu dengan صنف yang artinya bagian. (Tuhfatul muhtaj 6 hal 382) قَوْلُهُ: وَأَنَّهُ يُنْسَى) أَيْ أَنَّهُ أَكْثَرُ نِسْيَانًا مِنْ غَيْرِهِ، أَوْ أَنَّهُ يُنْسَى بِحَيْثُ لَا يَصِيرُ لِأَحَدٍ بِهِ شُعُورٌ، بِخِلَافِ غَيْرِهِ فَإِنَّهُ لَا يَصِلُ فِي النِّسْيَانِ إلَى هَذَا الْحَدِّ Makna "ilmu yang di...