Langsung ke konten utama

KISAH TERBUNUH SAIDINA UTSMAN

 KISAH TERBUNUH SAIDINA UTSMAN

Dari Azzuhri: aku katakan bagi Ibnu Musayyab, bolehkah engkau ceritakan tentang pembunuhan Saidina Usman dan mengapa Sabahat Rasulullah membiarkannya?

Berkata Ibnu Musayyab:

Saidina Usman dibunuh dengan didhalimi sedangkan orang yang membunuhnya adalah orang yg dhalim, dan orang yang membiarkannya karena keozoran..

Bagaimana demikian?

Tatkala Beliau memimpin, membenci atas kepimpinannya oleh sebagian sahabat karena beliau lebih mencintai kaumnya, dan terlebih banyak melantik bani umayah yg mana mereka bukan sahabat,

Dan dengan kepimpinannya beliau memberlakukan hal-hal yang dibenci oleh sebagian sahabat tersebut,

Pada 6 tahun terakhir beliau memilih bani umayah dan melantik mereka tidak selain mereka dan memerintahkan dengan bertaqwa kepada Allah,

Maka beliau melantik Abdullah bin Sarah Akan mesir, menetap ia beberapa tahun disana, maka datang penduduk mesir mengadukannya dan terdhalimi mereka darinya..

(Imam Adz-Dzahabi dalam Siyaru A’lâmin Nubalâ mencatat, Abdullah merupakan saudara sesusu Utsman)

Padahal sebelumnya Saidina Usman telah memecat Abdullah bin Mas’ud, dan Abi Zar, dan Amar bin Yasir,

Maka banu huzail dan banu zahrah dalam hati mereka itu hal yang ada padanya.

Dan banu makhzum sangat marah kepada Saidina Usman karena hal dengan amar bin yasir.

Dan datang penduduk mesir mengadu mereka perihal abdullah bin sarah, Saidina Usman menulis kepada Abdullah bin Sarah satu tulisan yang mengancamnya.

Maka enggan Abdullah bin sarah menerima apa yg dilarang oleh Saidina Usman, dan memukul sebagian yang datang kepadanya dari pihak saidina Usman bahkan membunuhnya.

Maka sejak itu keluar penduduk mesir 700 laki-laki

Dan menempati mesjid dan mengadu Kepada Sahabat tentang kelakukan Abdullah bin sarah terhadap mereka.

Maka berdiri Thalhah berbicara dengan keras kepada Saidina Usman,

Siti Aisyah juga mengirim utusan kepada Saidina Usman dan berkata ia, telah datang kepadamu sahabat Rasulullah.

Mereka meminta supaya engkau memecat Abdullah bin sarah,maka engkau enggan memecatnya,dan dia membunuh laki-laki dari mereka.

Dan masuk Saidina Ali dan berkata kepada Saidina Usman:

Penduduk mesir meminta engkau memecat Abdullah bin sarah. Dan mereka menuntut darah yg dilakukan Abdullah bin sarah, maka pecatlah dia! Dan putuskan hukum terhadap mereka.

Maka Saidina Usman berkata:

Pilihlah seorang laki-laki diantara kalian untuk menggantikan Abdullah bin sarah,

Maka manusia memilih “Muhammad bin Abu bakar”, maka Saidina Usman melantiknya,dan menulis tulisan yang berisi dilantiknya Muhammad.

Maka berangkatlah kaum muhajirin dan anshar untuk melihat hal yang terjadi diantara penduduk mesir dengan Abdullah bin sarah, dan Muhammad bin abu bakar juga ikut keluar dan orang-orang besertanya.

Tatkala sampai mereka 3 hari perjalan dari madinah tiba-tiba datang seorang budak hitam dengan unta yang melaju dengan cepat-cepat seperti orang sedang mengejar atau dikejar,

Maka sahabat Muhammad bin Abu bakar bertanya:

Apa yang terjadi,mengapa engkau seperti orang yang dikejar atau orang yg memgejar?

Dia menjawab:

“Saya budak amirul mukminin dia menyuruhku kepada pemimpin mesir (Abdullah bin sarah)

Berkata seorang laki-laki diantara mereka:

Ini dia pemimpin mesir (Muhammad bin Abu bakar)

Budak itu menjawab: bukan ini yang saya maksud.

Maka sahabat Muhammad bin Abu bakar menceritakan hal ini kepada Muhammad bin Abu bakar, maka Muhammad bin Abu bakar memerintah untuk mencari budak itu dan membawa kehadapannya,ketika sampai budak itu kehadapan Muhammad

Maka seorang laki-laki mulai bertanya

“Budak siapa kamu?

“Budak Amirul mukminin”.

Pada kali yang lain dia menjawab

“Budak Marwan.

Akhirnya seseorang mengenali yang bahwa budak itu merupakan budak Saidina Usman.

Lalu Muhammad bin Abu bakar bertanya

“Kepada siapa kamu diutuskan?

Kepada pemimpin mesir jawabnya, untuk apa? Untuk satu Risalah,

Apakah ada tulisan bersamamu?

Tidak,

Mereka memeriksa dan tidak mendapatinya.

Dan beserta budak itu ada satu kantong kulit ternyata didalamnya terdapat satu tulisan:

“Dari Usman kepada Abdullah bin sarah”

Maka Muhammad mengumpulkan Kaum muhajirin dan anshar dan membuka tulisan dihadapan mereka, ternyata isi tulisan itu:

“Jika datang Muhammad bin Abu bakar dan sifulan,sifulan, maka bunuh mereka dan batalkan tulisannya, dan tetablah kamu atas kepimpinanmu,dan tahankan orang yg berbuat dhalim kepadaku karenamu sehingga datang instruksi dariku.

Maka terkejutlah mereka tatkala membaca isi tulisan tersebut, maka mereka kembali lagi kemadinah dan Muhammad men stempel dengan stempel dari golongan mereka yg ada besertanya.

Mereka menyerahkan tulisan itu kepada salah seorang diantara mereka,

Dan tiba mereka dimadinah, mereka mengumpulkan Talhah,Zubir,Ali,Sa’ad dan Sahabat-sahabat Rasulullah, lalu mereka membuka tulisan dihadapan mereka ini, dan menceritakan perihal budak tadi,

Mereka membacanya dan tidak tersisa seorang pun melainkan marah kepada Saidina Usman, dan bertambah marah orang-orang yang marah ketika Saidina Usman memecat Ibnu mas’ud,Abi Zar,dan Amar terdahulu

Maka berdirilah Sahabat Rasulullah dan kembali kerumahnya,

Dan manusia mulai mengepung rumah saidina Usman, dan Muhammad memprokasinya,

Tatkala Saidina Ali mengetahui demikian maka beliau mengutus kepada Thalhah,zubir,sa’ad dan ‘Amar, dan segolongan Sahabat Rasulullah dari ahli badar.

Maka masuk saidina Ali kepada Saidina Usman besertanya “tulisan,budak, dan unta”

Dan beliau bertanya:

Apakah ini budakmu?

Ia jawab Saidina Usman.

Apakah ini untamu?

Ia.

Apakah engkau yang menulis ini?

Tidak,demi Allah aku tidak menulisnya,dan tidak aku perintahkan menulisnya, dan tidak aku ketahui dengan tulisan ini.

Apakah ini stempel mu?

Iya.

Bagaimana mungkin budakmu keluar beserta unta milikmu dan tulisan yang ada stempelmu sementara engkau tidak mengetahuinya?

“Demi Allah aku tidak menulisnya dan tidak aku perintahkan menulisnya dan tidak pernah aku suruh budak ini pergi kemesir,

Maka mereka mengenal kalau ini merupakan tulisan Marwan dan mereka ragu tentang Saidina Usman memerintahkannya.

Mereka memerintahkan supaya diserah Marwan kepada mereka, maka Saidina Usman tidak mau menyerahkannya padahal Marwan ada dalam rumahnya.

Maka keluarlah sahabat Rasulullah dari rumah Saidina Usman dalam keadaan marah, dan ragu mereka tentang Saidina Usman memerintahkan, tetapi meyakini yang bahwa Saidina Usman tidak bersumpah dengan yg batil, tetapi kaum berkata:

Tidak terlepas Usman dari hati kami sehingga dia menyerahkan Marwan,dan kami menginstrogasinya dan kami ketahui yg sebenarnya mengenai tulisan itu, dan bagaimana dia memerintahkan membunuh dua laki-laki dari sahabat Rasulullah dengan tiada hak, jika Usman yang menulisnya maka kami pecat dia, dan jika Marwan yang menulisnya dengan perintah dari Usman maka kami fikirkan tindakan kami terhadap Marwan.

Dan mereka menetap dirumah-rumah mereka dan Saidina Usman tidak menyerahkan Marwan kepada mereka karena beliau takut mereka membunuhnya.

Dan manusia mengepung rumah Saidina Usman dan mencegah Saidina Usman mendapat air, maka beliau mendekati manusia dan bertanya,

“Adakah Ali diantara kalian?

Tidak ada.

“Adakah Sa’ad?

Tidak.

Adakah seseorang yang menyampaikan kepada Ali untuk memberi air kepada kami?

Maka sampai kepada Saidina Ali, maka beliau mengirimkan 3 kanton air dan sampai kepada Saidina Usman.

Lalu sampai berita kepada Saidina Ali yg bahwa Saidina Usman berencana membunuhnya.

Saidina Ali berkata:

Kami tidak berencana membunuh Saidina Usman yang kami mau Usman menyerahkan Marwan.

Lalu saidina Ali menyuruh Saidina Hasan dan Husen beserta pedang keduanya untuk berdiri dihadapan rumah saidina Usman, maka jangan engkau biarkan seorang pun sampai kepada saidina Usman.

Dan Zubir mengutuskan anaknya, Thalhah juga mengutuskan anaknya dan beberapa sahabat Rasulullah juga mengutuskan anak mereka untuk mencegah manusia masuk kedalam rumah Saidina Usman dan meminta mereka mengeluarkan Marwan.

Maka tatkala mengetahui demikian Muhammad bin Abu bakar, dan manusia melempar Saidina Usman dengan anak panah, sehingga berdarah Saidina Hasan, dan terkena Marwan dengan anak panah didalam rumah, dan juga terkena Muhammad Bin Thalhah dan luka qanbar.

Maka Muhammad bin Abu Bakar merasa takut marah banu hasyim karena hal yg dialami Saidina Hasan dan Husen maka bertambah terjadi fitnah, maka dia mengambil tangan dua orang laki-laki dan berkata jika datang Banu Hasyim dan mereka melihat darah pada muka Hasan maka membubarkan mereka akan manusia maka batallah rencana kita.

Jadi mari ikut kami naik keatas rumah dan kita bunuh Usman dan tidak ada seorang pun yg mengetahuinya.

Maka naiklah Muhammad dan dua sahabatnya dari rumah salah seorang kaum anshar dan masuklah mereka kepada Saidina Usman, dan tidak ada mengetahui seoarang pun yg ada beserta Saidina Usman kecuali Istri beliau,

Maka Muhammad berkata bagi kedua sahabatnya,

“ ini tempat kalian berdua, karena bersama Usman istrinya sehingga aku perintahkan kalian berdua masuk, dan ketika aku beri instruksi maka masuklah dan bunuhlah Usman”.

Lalu masuklah Muhammad dan memegang janggut Saidina Usman, saidina Usman berkata:

“Demi Allah jika ayahmu mengetahuinya maka sungguh buruklah tempatmu.

Maka Muhammad menarik tangannya.

Maka masuklah dua orang laki-laki dan membunuh oleh keduanya akan Saidina Usman dan larilah keduanya, maka berteriaklah istri saidina Usman maka tidak ada yang mendengarnya karena suara sangat ribut, dan naiklah istri Saidina Usman kepada manusia dan memberitahu

“Amirul mukminin telah dibunuh,

Maka masuklah manusia dan melihat Saidina Usman telah dibunuh.

Maka sampai berita kepada Saidina Ali,Thalhah,Sa’ad,Zubir,dan orang-orang yang ada dimadinah, maka keluarlah mereka, dan hilanglah akal mereka karena berita tersebut sehingga sampai mereka kepada Saidina Usman dan melihat beliau telah dibunuh.

Berkata Saidina Ali bagi anaknya,

“Bagaimana bisa dibunuh Amirul mukminin sedangkan kalian dipintunya, maka Saidina Ali mengangkat tangannya dan menampar Saidina Hasan dan memukul Saidina Husen didadanya dan memcaci Muhammad bin Thalhah dan Abdullah bin Zubir, dan keluar ia dalam keadaan marah sehingga sampai ketempatnya. Dan datang manusia dengan cepat-cepat dan mereka berkata;

“ kami bai’atkan engkau, berikan tanganmu, karena wajib ada pemimpin.

Saidina Ali berkata;

“Itu bukan hak kalian, tetapi hak ahli badar, mana yang direstui oleh ahli badar itulah khlifah,

Maka tidak tersisa ahli badar yang datang ke Saidina Ali kecuali mereka berkata:

Tidak kami ketahui seorang pun yang lebih berhak menjadi khalifah melainkan engkau wahai Ali, berilah tangamu kami membai’atnya, maka membaiat mereka.

Dan larilah Marwan dan anaknya.

Dan Saidina Ali mendatangi Istri saidina Usman dan berkata:

Siapa yang membunuh Saidina Usman?

Tidak aku ketahui,masuk dua orang laki-laki aku tidak mengenalnya,besertanya Muhammad bin Abu bakar.

Istri saidina Usman menceritakan kepada Saidina Ali dan manusia tentang apa yang diperbuat Muhammad bin Abu bakar terhadap saidina Usman.

Maka saidina Ali memanggil Muhammad dan menanyai hal yang diceritakan istri Saidina Usman, Muhammad berkata:

Tidak dusta ia,demi Allah aku masuk dan aku rencana membunuhnya tetapi mengingat iya akan ayahku maka aku berdiri dan bertaubat kepada Allah,demi Allah aku tidak membunuhnya.

Istri Saidina Usman berkata:

Benar apa yang ia katakan, tetapi dia yang memasukkan kedua laki-laki tersebut..

Berkata Ibnu Sa’ad:

Membai’at Saidina Ali sebagai khalifah sehari setelah dibunuh Saidina Usman dimadinah, dan dibai’at sekalian sahabat yang ada dimadinah.

Dikatakan Thalhah dan Zubair membait dengan terpaksa bukan suka rela.

Kemudian Thalhah dan Zubair berangkat kemakkah, dan Saidah Aisyah berada disana, maka berangkat mereka ke basrah untuk menuntut darah Saidina Usman.

Sampai berita itu kepada Saidina Ali maka keluar ia ke irak maka bertemu Thalhah dan Zubair dan orang-orang bersamanya di Basrah maka terjadilah “Peperangan Jamal” itu terjadi pada jumadil akhir tahun 36, dan terbunuh Thalhah dan Zubair dan sampai 13.000 orang.

Dan menetap Saidina Ali diBasrah 15 malam kemudia berangkat ke kufah.

Kemudian keluar Saidina Muawiyah dan orang-orang besertanya di syam kepada Saidina Ali maka bertemulah dua barisan (peperangan siffin) pada bulan Safar tahun 37, dan terjadilah peperangan beberapa hari, maka mengangkat penduduk syam akan mushaf-mushaf menyeru kepada isi dalam mushaf itu trik dari amru bin ‘Ash,

Dan menulis satu tulisan bahwa bertemu dipenghujung tahun diazrah(satu kampung disyam) untuk memikirkan urusan umat.

Dan bercerailah manusia, Saidina Muawiyah kembali ke syam dan Saidina Ali kembali ke Kuffah, dari sini keluarlah khawarij dan mereka berkata

“Tiada hukum melainkan hukum Allah”

Mereka khawarij Membuat pasukan tentara di bahura (satu kampung dikuffah).

Maka diutus Ibnu Abbas kepada mereka, maka Ibnu Abbas berdebat dan berhujjah, maka kebanyakan mereka kembali, dan tetablah satu kaum dari mereka yang tidak kembali dan berjalan mereka sampai ke nahrawan, maka berjalan Saidina Ali kepada Mereka dan memerangi mereka dan terbunuh dari mereka “zi saddiyah” yang telah diceritakan oleh Rasulullah, itu terjadi pada tahun 38.

Bersambung..

(Kitab Shawaiqul Muhriqat)

Tgk. Musliadi Usman

(Ketua Lbm Paya Pasi)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

KENAPA LEBIH BANYAK ANAK MENDAPAT WARISAN DIBANDINGKAN ORANG TUA?

Bagian 3  Harta peninggalan simanyit kenapa lebih banyak diberikan ke anaknya berbandingkan orang tuanya, Padahal hak orang tua lebih besar berbandingkan hak anak..? Dalilnya Allah dalam firmannya menyertai menta'atiNya dengan menta'ati kedua orang tua. { ۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا } Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. ( Q.S Al-Isra' Ayat 23 ) ___________ Mengenai pertanyaan diatas Imam Fakhrur Razi menjawab "Hikmahnya pada ke...

bagaimana hukum memegang alquran terjemahan...?

Terjemahan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang memperjelas kandungan makna dalam Al-Qur’an, akan tetapi hanya sebatas mengartikan kata yang terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai tafsir. Oleh sebab itu, maka orang yang memegang terjemahan wajib dalam keadaan suci ketika memegang atau membawa Al-Qur’an terjemahan. Hukum ini ditegaskan dalam kitab Nihayah az-Zain:  أما ترجمة المصحف المكتوبة تحت سطوره فلا تعطي حكم التفسير بل تبقى للمصحف حرمة مسه وحمله كما أفتى به السيد أحمد دحلان  “Adapun terjemahan mushaf Al-Qur’an yang ditulis dibawah kertas dari mushaf maka tidak dihukumi sebagai tafsir, akan tetapi tetap berstatus sebagai mushaf yang haram memegang dan membawanya (dalam keadaan hadats), hukum ini seperti halnya yang difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan.”  (Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain juz. 1, Hal. 33)  Demikian penjelasan tentang materi ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa status Al-Qur’an terjemahan tetap dihukumi ...

CINTA SEJATI

*RENUNGAN QALBU UNTUK PASANGAN YG SHOLEH DAN SHOLEHAH*  الرجُل ورقـة كُتب عليها  [ أرجو الاهتمـام ] المرأة ورقة كُتـب عليها [ أرجو الاحتـــرام ] فأهتمــي بزوجـــك يحترمك.. وأحترمْ زوجتك تهـتم بــك  الحب هو ان تعيش حياة محبوبك بفكرك و قلبك و شعورك كما يعيشها هو الحب ان يرى المحبان الحياة كلاهما بعين محبوبه  *Laki-laki bagaikan kertas yang diatasnya tertulis " mohon perhatian"*  *sedangkan perempuan bagaikan kertas yang di atasnya tertulis "mohon hargai".*  *Wahai istri; perhatikanlah suamimu maka iapun akan menghargaimu..*  *wahai suami; hargai istrimu maka ia akan memberikan perhatian padamu*  INGATLAH BAHWA... *Cinta itu adalah engkau dapat merasakan kehidupan orang yang engkau cintai dengan segenap pikiran, hati dan perasaanmu. * SESUNGGUHNYA *Cinta adalah tatkala dua orang yang saling mencintai memandang dunia dan mereka saling membantu satu sama lain. keude gerebak jum'at 16 sya'ban 1441 H